Pada kesempatan ini penulis akan melanjutkan tulisan minggu lalu dan mengakhiri atau menutup seri Introducing : Manfaat Keberadaan Perpustakaan Desa Terhadap Minat Baca Anak. Pada bagian pertama kita sudah melihat secara umum tentang perpustakaan desa dan hubungannya dengan minat baca anak. Pada bagian kedua kita sudah melihat lebih dalam tentang keberadaan dan fungsi perpustakaan desa terhadap minat baca anak. Kali ini kita akan merangkum dan melihat beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat di lakukan oleh perpustakaan desa untuk dapat meningkatkan minat baca anak.
3. Penutup (Manfaat Keberadaan Perpustakaan Desa Terhadap Minat Baca Anak)
Dari beberapa pendapat pada tulisan sebelumnya dapat dikatakan, bahwa inti dari fungsi perpustakaan desa sama dengan fungsi perpustakaan pada umumnya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi, yaitu:
- Fungsi penyimpanan yang bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
- Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
- Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik di lingkungan formal maupun non-formal.
- Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca, serta mengakses berbagai sumber informasi hiburan, seperti novel, cerita rakyat, puisi.
- Fungsi kultural dnegan menempatkan perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
Pertanyaan yang patut untuk dijawab bersama-sama adalah “apakah dengan adanya sebuah perpustakaan desa yang memadai di sebuah lingkungan terus meningkatkan minat baca terhadap masyarakat sekitar?” tentu tidak.
Di zaman Industri 4.0 ini gadget dan internet menjadi salah satu tantangan di dalam dunia perpustakaan. Minat membaca tidak datang dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang melainkan harus dibentuk. Minat baca perlu diupayakan dan didorong oleh semua elemen pendukung, baik melalui latihan, pembinaaan, dan peningkatan minat baca.
Minat sangat memegang peranan penting dalam menentukan langkah yang akan dikerjakan pustakawan ke depan, meskipun motivasinya sangat kuat tetapi jika minat tidak ada, tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.
Dari segala pertanyaan di atas maka timbul pertanyaan pamungkas, yaitu “bagaimana Peran perpustakaan desa dalam peningkatan minat baca anak?” Oke mari kita jawab, sekarang ini jarang sekali kita menemukan sebuah tempat bermain sekaligus belajar, seperti perpustakaan desa di suatu lingkungan, yang ada kebanyakan Warung Internet (Warnet), Warung Kopi (Warkop), dan tempat-tempat lainnya.
Adanya sebuah perpustakaan desa di suatu tempat yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan fasilitas penunjang, seperti koleksi-koleksi yang memadai, alat permainan yang edukatif, serta lainnya. Proses perubahan pelayanan perpustakaan ini pelan tetapi pasti akan menunjukkan atau menampakkan hasilnya. Perubahan ini tampak pada kebiasaan masyarakat yang tidak memiliki minat terhadap membaca, kemudian akan tumbuh minat baca dan cinta terhadap buku bahkan sejak usia dini, serta tidak menganggap buku sebagai momok yang menakutkan bagi mereka.
Langkah-langkah berikutnya yang dapat diambil oleh sebuah perpustakaan desa dalam usahanya meningkatkan minat baca masyarakatnya, antara lain:
- Kerjasama pemanfaatan koleksi antara perpustakaan desa atau perpustakaan sekolah, atau perpustakaan instansi daerah kabupaten, kota, provinsi, dan nasional
- Bekerjasama dengan kantor perpustakaan dan arsip daerah dalam bentuk pembinaan, kunjungan perpustakaan keliling dan pemutaran film pendidikan.
- Bekerjasama dengan perpustakaan provinsi dalam bentuk pemberian sumbangan bahan koleksi kepada perpustakaan desa
- Bekerjasama dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluaraga (PKK) Desa dalam bentuk pameran buku, pelatihan keterampilan, seperti menjahit, membordir, membuat keterampilan dari kain perca, dan keterampilan membuat makanan ringan.
- Melakukan kegiatan story telling dan lomba mewarnai.
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Prastowo, Edi. 2012. Manajemen Perpustakaan Profesional. Jogjakarta: Diva Press.
Sugiharti, Rahma. 2010. Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme: Kajian Tentang Reading for Pleasure dari Perspektif Cultural Studies. Jogyakarta: Graha ilmu.
Sutarno N.S. 2008. Membina Perpustakaan Desa: Dilengkapi Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Sumber: blogpustakawansekolah.blogspot.com
Penulis: OKV Wisnu Pramudyo, S.Hum.