“NYRIMPETI ” NO, “KONTRIBUSI POSITIF” YES

Oleh: St Haryanto, S.Si., M.M (Kepala SMP Krista Mitra)

Sobat Krismit…. kata “Nyrimpeti” (Bahasa Jawa) yang mengandung arti mengganggu/ mengganjal bukanlah kata yang asing di telinga kita. Kata ini sering dipakai orang yang sedang dalam perjalanan menuju tempat tertentu, tetapi di tengah perjalanan ada yang mengganggu dan menghambatnya. Gangguan itu bentuknya bermacam-macam, bisa berbentuk benda mati, tumbuhan, hewan, atau perilaku seseorang. Gangguan ini sangat merugikan karena menghambat dan membuat target perjalanan tidak tercapai sesuai yang direncanakan. Akibat dari gangguan itu pun bisa berantai, artinya gangguan sebuah perjalanan itu mengakibatkan tertundanya hal-hal lain yang sudah ditata dan dirancang sedemikian rupa. Jadi, sesuatu yang “nyrimpeti” itu tidak hanya merugikan tetapi sangat merugikan.

Contoh konkret yang sering kita alami atau kita lihat, misalnya kita sedang berjalan di sebuah jalur cepat ada pengguna jalan yang seenaknya sendiri berjalan dengan sangat lambat, tidak di pinggir, tidak di tengah, dan mengambil posisi yang serba tanggung. Apa yang terjadi? Banyak orang terganggu, terhambat karena ulah orang itu sehingga terjadi antrian panjang yang mestinya tidak perlu terjadi. Ketika peristiwa itu terjadi dipastikan berbagai pertanyaan orang-orang di belakangnya akan muncul. Misalnya, “orang ini tahu aturan tidak ya? Orang ini mempunyai nurani tidak ya? Orang ini kok tidak peka ya?” Litani panjang pertanyaan itu otomatis muncul bahkan tidak jarang menimbulkan kemarahan. “Karena nila setitik rusak susu sebelanga”, karena ulah seseorang yang tidak benar, banyak orang yang ikut menanggung beban.

Dalam konteks perjalanan sebuah lembaga/organisasi /instansi/paguyuban/kelompok-kelompok kategorial juga tidak tertutup kemungkinan adanya orang-orang yang “nyrimpeti”. Misalnya, ada sebuah keputusan yang sudah disepakati dalam rapat organisasi atau ada kebijakan tertentu yang seharusnya dilakukan oleh semua anggota organisasi tanpa kecuali. Ketika ada satu atau dua orang yang tidak disiplin melaksanakannya, maka semua bisa terkena imbasnya. Rencana yang sudah ditata sedemikian rupa menjadi berantakan dan kacau balau.

Kesadaran diri, kepekaan, dan ketajaman nurani dari masing-masing anggota sangat diperlukan demi harmonisnya perjalanan dan eksistensi sebuah organisasi. Setiap orang dalam sebuah organisasi perlu memahami bahwa setiap tindakan yang ia lakukan sangat berpengaruh terhadap perjalanan dan eksistensi organisasi. Maka dari itu kesadaran untuk berkonstribusi harus benar-benar tertanam dalam benak setiap anggota. Tanpa konstribusi positif hanya akan menjadi gulma organisasi yang sungguh-sungguh “nyrimpeti”.

Pola-pola perilaku yang merugikan ternyata berawal dari kebiasaan-kebiasaan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang, tanpa berpikir lagi, dan dilakukan secara otomatis. Perlu disadari bahwa 90% dari kehidupan kita ini terdiri dari kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu kita perlu membiasakan diri melakukan kebiasaan-kebiasaan baik supaya kita bisa berkonstribusi positif di mana pun kita berada. Pertama, kita bentuk kebiasaan-kebiasaan kita, setelah itu kebiasaan-kebiasaan tersebutlah yang akan membentuk kita (John C. Maxwell).

Menurut Pdt. Timothy Setiawan, S.Th. dalam acara Pembinaan Kerohanian segenap pegawai Krista Mitra tanggal 27 Januari 2022 yang lalu, ada dua hal yang berbahaya mengenai kebiasaan buruk:

Pertama, sebagian orang sadar kalau mereka mempunyai kebiasaan buruk tetapi tetap melakukannya. Ini terjadi karena beberapa sebab, misalnya sudah diperingatkan tetapi tetap abai, memang suka melakukannya sebagai sebuah pembenaran, atau tidak tahu caranya untuk berhenti.

Kedua, orang mempunyai kebiasaan buruk tetapi tidak sadar. Hal ini terjadi mungkin karena kurang informasi atau semua orang melakukan hal yang sama, sehingga tidak pernah ditantang untuk berpikir berbeda.

Lalu, bagaimana cara meninggalkannya? Diantaranya adalah (1) mengakui bahwa kita memiliki kebiasaan buruk, (2) milikilah support system, (3) mengakui kepada Tuhan, mintalah kepada-Nya untuk mengubahkan kebiasaan kita, dan bertahan ketika ada godaan datang.

Sobat Krismit, mari kita meneruskan pekerjaan baik yang telah Tuhan wariskan kepada kita semua. Filipi 1: 6 mengatakan: Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Salam Dahsyat Penuh Berkat untuk kita semua.