BELAJAR DARI KI HADJAR DEWANTARA (1) Oleh: St. Haryanto

Sobat Krismit dan para Pecinta Pendidikan yang sangat inspiratif, kita sadari atau tidak sebenarnya sudah sejak lama telah terjadi degradasi moral dalam masyarakat kita sebagai akibat akumulatif dari proses pendidikan yang lebih mengedepankan transformasi knowledge daripada transformasi value dalam sistem pendidikan. Akhir-akhir ini tampak sangat nyata perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa itu di berbagi media elektronik. Tentu hal ini menjadi kegelisahan kita semua sebagai orang-orang yang dipercaya Tuhan untuk berkecimpung di dunia pendidikan. Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan? Diam saja atau bergerak bersama untuk mengembalikan roh pendidikan itu pada tempat yang sebenarnya?

Sebagai insan pendidikan yang mestinya juga Pecinta Pendidikan saya sepakat kalau kita bergerak bersama untuk kembali pulihkan pendidikan kita demi generasi muda penerus bangsa. Tidak harus dimulai dengan hal yang spektakuler tetapi cukup dari hal-hal kecil yang sederhana tetapi berdaya ubah. Kata kuncinya adalah “SETIA”, yaitu setia pada panggilan kita sebagai seorang pendidik. Kesetiaan ini yang menjadi daya dorong luar biasa bagi kita untuk tidak pernah bosan belajar. Belajar dari masa lalu dan belajar sekuat tenaga untuk masa kini dan yang akan datang.

Kali ini saya ingin mengajak sobat Krismit untuk kembali belajar dari masa lalu terlebih dahulu. Sobat Krismit tentu ingat seorang tokoh terkenal yaitu Ki Hadjar Dewantara. Pemikiran-pemikirannya sangat brilian dan tak pernah lekang oleh waktu serta relevan di sepanjang zaman. Artinya, walau ide/gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan itu sudah lama sekali, saat ini bisa kita gali kembali demi kelangsungan pendidikan di masa yang akan datang

Ki Hadjar Dewantara memiliki pandangan yang sangat menyentuh tentang seorang guru. Apakah itu? Menurtu Ki Hadjar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian baru kemudian menyediakan diri menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik menjadi pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figur keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar.

Ki Hadjar Dewantara juga menyampaikan gagasannya bahwa pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang tujuannya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Sobat Krismit, semoga sebagian kecil ajaran luhur Ki Hadjar Dewantara ini bisa menjadi bahan refleksi kita bersama sehingga kita bisa menjadi guru yang selalu ditunggu-tunggu oleh para siswa.