Belajar Membuat Ekoenzim di Sekolah, SMA Krista Mitra— Tahun 2003, seorang doktor dari Thailand menerima penghargaan dari FAO (lembaga PBB yang mengurus bidang pangan di wilayah regional Thailand untuk penemuannya yang bernama eco-enzyme. Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya ekoenzim. Penemuan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan Dr. Rosukon Poompanvong, bagi lingkungan dengan membantu para petani memperoleh hasil panen yang lebih baik sekaligus ramah lingkungan. Eco-enzyme memiliki manfaat yang berlipat ganda.
Eco enzyme adalah salah satu cara pengolahan sampah organik. Pembuatan eco enzyme dilakukan dengan rumus 1:3:10, yakni:
100 gr bagian gula merah/molase : 300 gr bagian sampah organik (kulit buah/sayur yang tidak keras, tidak berlemak, tidak bergetah dan tidak busuk) : 1 liter air.
Cara Membuat Ekoenzim :
gula merah dipotong kecil kecil
potongan-potong kulit buah
timbang potongan kulit buah dan potongan gula
lalu dimasukkan ke dalam galon tambahkan air hingga penuh
lubangi tutup galon dan tutup botol air mineral (1,5 l) yg berisi setengah botol air, lalu pasangkan selang dan tutup rapat dengan plastisin.
Pemasangan selang dari botot fermentasi ke botol yang berisi air bertujuan agar gas yang dihasilkan dari proses fermentasi ada tempat pembuangannya dan bahan terfermentasi tidak tercemar jamur dan mikroorganisme dari luar botol.
Selanjutnya, dibiarkan selama tiga bulan, agar sampah dan larutan gula terfermentasi.
Stelah 3 bulan saring enzim, larutan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, dan kulit buah terfermentasi dapat digunakan sebabagi pupuk organik.
Yuliana Erna Widyaningsih S.Pt.,M.P
Krismit Educator