Oleh: Mariana Sujatmi, S.Pd.
Tak kenal maka tak sayang, mungkin istilah itu yang tepat untuk menggambarkan kegiatan projek P5 SMP Krista Mitra yang dilakukan saat ini. Kunjungan ke Kampung Batik yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mengenalkan batik motif Semarangan ke anak-anak agar mereka tahu dan kemudian mencintai dan bangga memakai pakaian batik, khususnya batik motif Semarangan. Batik Semarangan identik dengan corak dan motif yang menonjolkan identitas serta keindahan kota Semarang. Seperti mengusung konsep Tugu Muda, bangunan Lawang Sewu, serta bangunan bersejarah lainnya. Corak yang lain misalnya motif flora dan fauna seperti burung merak, bunga mawar, bangau, burung blekok, hingga buah asam. Awal mulanya, batik-batik ini dikenal eksistensinya dari Kampung Batik Semarang, yang merupakan sebuah kompleks perkampungan yang berisi rumah para pengrajin Batik. Saat ini berkat campur tangan anak muda, Kampung Batik Semarang kini menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dalam kunjungan projek P5 kali ini, anak-anak kelas VIII belajar membatik motif semarangan, sebagai bagian dari tema projek Kearifan Lokal. Sedangkan anak kelas VII melakukan wawancara dengan para pedagang batik dan pedagang lain di sekitar Kampung Batik, sebagai bagian dari projek Kewirausahaan. Diharapkan dari projek ini para siswa mampu untuk belajar dari lingkungan sekitarnya, mampu berpikir lebih kreatif, berpikir kritis, mandiri, tangguh, inovatif dan mengembangkan serta memajukan budaya serta nama daerah, khususnya Semarang.
Selain ke kampung Batik, kami juga mengunjungi Museum Kota Lama yang terletak di depan kampung Batik. Museum ini berisi tentang sejarah Kota Semarang pada masa lampau.
Demikian sekilas tentang kunjungan para siswa SMP Krista Mitra ke Kampung Batik dan Museum Kota Lama. Semoga bermanfaat. Terimakasih. GBU..