Pendidikan yang Mengubah Kehidupan

“Teaching is not just dispensing information, it’s touching lives.  It’s not just managing classroom or a household, it’s uncovering the path of life.” ( Child-sensitive Teaching, Karyn Henley)

 

Dalam pandangan Karyn Henley : sekolah bukan sekedar sebuah institusi pendidikan, tetapi Kawah Candradimuka bagi para siswa untuk mengenal Tuhan serta memahami rencana-Nya bagi kehidupan mereka.  Sehingga para siswa bukan sekedar “tahu”, tetapi juga memakai pengetahuan itu untuk memuliakan Tuhan dan membangun hidup orang lain.

 

Supaya tujuan itu dapat terwujud, maka pelaku pendidikan (guru, sekolah, orangtua) dituntut untuk terlibat secara aktif dalam proses pendidikan. Karena itu, sekolah dituntut untuk menyusun sebuah kurikulum yang …

  1. Dibangun di atas Christan Worldview, dan menanamkan Christian Values.
  2. Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan, agar para pelaku pendidikan dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya secara harmonis.

Dengan demikian, para siswa memandang segala sesuatu dari “kacamata” firman Tuhan, serta menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Kristen.  Para siswa bukan hanya menjadi pribadi yang berilmu, tetapi juga memakai ilmu mereka untuk memuliakan Tuhan dan membangun hidup sesama (termasuk berkontribusi dalam pembangunan Bangsa dan Negara).

 

Bukan sebuah tugas yang mudah.  Tetapi, Sekolah Krista Mitra menggumuli tanggung jawab ini dengan sangat serius.  Supaya para siswa menjalani proses pendidikan yang bermakna, sekaligus bermanfaat bagi kehidupan mereka. (WSR/Krista Mitra)

 

 

 Istilah “Kawah Candradimuka” disematkan pada sebuah tempat untuk penggembelengan diri agar menjadi pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas.

 Dalam buku Berjalan Bersama Tuhan di dalam Kelas, Harro Van Brummelen mendefinisikan “kurikulum” sebagai rangkaian  pembelajaran terencana yang dinamis dan selalu berubah.