Konseling Kelompok: Tetap Terkoneksi di Masa Pandemi

Hari Jumat, 24 Juli 2020 pukul 14.30- 16.00, guru BK SMA Krista Mitra melakukan konseling kelompok kelas 12 IPA 2 secara daring menggunakan google meet. Konseling kelompok dilakukan setelah anak-anak menyelesaikan KBM online. Metode yang dilakukan memang sedikit berbeda dengan konseling kelompok pada umumnya dikarenakan biasanya secara tatap muka, namun sekarang dilakukan secara daring. Tujuan adanya konseling ini adalah anak-anak dapat mencurahkan isi hati/ keluh kesah mereka tentang kondisi kelas, kemudian menemukan solusi yang tepat untuk kebaikan bersama. Pada sesi konseling itu, guru BK mempersilakan semua anak untuk memikirkan satu kata yang tepat untuk mewakili perasaan mereka selama dua tahun menjadi teman satu kelas. Anak-anak diminta untuk menyampaikan pendapat mereka melalui www.menti.com dan mengisi kode yang sudah ditentukan.

Jawaban yang mereka sampaikan sangat bervariatif dan tampilan yang muncul di layar terlihat lebih menarik. Suasana konseling secara daring menjadi semakin hidup ketika setiap anak diberi kesempatan menyampaikan alasan atas jawaban-jawaban mereka, baik melalui open mic dan kamera (bagi yang nyaman menyampaikan secara langsung) atau menjelaskan via chat (bagi mereka yang lebih nyaman dengan tulisan/ ketikan).

 

Ekspresi wajah dan gesture tubuh mereka ketika menyampaikan pendapat ada yang terlihat biasa saja, canggung, malu, dllSesi konseling dilanjutkan dengan mengajak anak-anak memikirkan harapan apa yang mereka impikan untuk kelas mereka selama setahun ke depan. Setiap anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan harapan pribadi terhadap kelas mereka. Kebanyakan dari mereka menjawab hal yang sama yaitu berharap supaya kelas mereka semakin kompak, solid dalam banyak hal, dan semakin dekat.

Di masa pandemi ini, mereka berusaha untuk tetap terhubung satu sama lain dengan cara chat-chatan, video call, ngegame bareng, dll. Mereka pun menyadari bahwa sosialisasi secara tatap muka itu sangat penting. Selain menyebutkan harapan tentang kelas, mereka juga diajak berpikir bagaimana cara atau solusi untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut. Anak-anak diminta untuk menuliskan pemikiran mereka melalui www.menti.com.

Aplikasi ini cukup membantu siswa untuk tidak hanya menyampaikan argumen pribadi mereka, namun mereka juga bisa bersama-sama mengetahui/ membaca hasil argumen dari teman satu kelas. Dengan hati yang terbuka inilah, anak-anak kelas 12 IPA 2 bisa saling mengerti dan memahami akar permasalahan dan menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan kelas mereka.

 

Sesi konseling ditutup dengan sebuah kesepakatan dan komitmen bersama untuk saling berubah. Tidak harus menunggu teman yang lain berubah, namun mereka bertekad untuk memulai perubahan kelas dimulai dari diri mereka sendiri.

 

 

Terdapat beberapa keputusan dan kesepakatan yang mereka ambil bersama seperti menjaga komunikasi via chat grup atau chat pribadi, video call, ngerjain tugas bersama, olahraga bersama, nongkrong bersama, ngegame bersama dll. Tidak lupa salah satu anak memimpin doa penutup untuk mengakhiri seluruh sesi konseling kelompok. Tidak hanya mengucap syukur atas penyertaan Tuhan selama sesi konseling saja, akan tetapi mereka berharap kepada Tuhan supaya segala harapan kelas yang mereka impikan dapat terwujud. Ada momen menarik yang muncul yaitu ketika guru BK mempersilakan mereka untuk leave meeting, justru sebagian besar dari mereka masih tetap stay di google meet untuk saling sharing dan ngobrol satu sama lain. Suasana menjadi semakin hidup ketika mereka secara natural saling bekomunikasi dan bahkan ada yang konseling tentang karir. Satu prinsip yang kita dapatkan dari sesi konseling kelompok yaitu keterbukaan adalah awal dari suatu perubahan. (LN)

#timBKkristamitra

#banggacintakristamitra

By Maria Meilinda Andreanti. S.Psi

KRISMIT EDUCATOR