Oleh : St. Haryanto, S.Si., M.M.
Saat ini, informasi apa pun dari berbagai belahan dunia bisa kita akses dengan mudah dan cepat. Banyak orang sering mengatakan bahwa dengan klik “Mbah Google” saja, semuanya sudah tersedia. “Mbah Google” ibarat orang yang super pintar dan tahu segalanya serta murah hati. Seseorang cukup mengetik keyword saja sudah muncul banyak tawaran menu informasi yang sudah tersaji dan siap dilahap. Tidak tanggung-tanggung, informasinya sangat banyak dan sangat bervariasi baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Seolah-olah informasi-informasi itu tak terbatas jumlahnya dan tak terhitung bagaikan butir-butir pasir di laut.
Informasi di dunia maya semakin hari semakin banyak dan saking banyaknya maka terjadilah banjir bandang informasi atau kita sebut “Tsunami” informasi. Karena begitu banyaknya, maka siapa pun terbuka kemungkinan dilanda informasi itu. Informasi yang dahsyat, cepat, bertubi-tubi, dan tajam bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi bisa mendatangkan berkah namun di sisi lain bisa mendatangkan musibah. Oleh karena itu, kita harus menjadi “Tuan” atas informasi itu dan jangan menjadi “Jongos” informasi. Artinya, seharusnya kita yang mengatur arus informasi itu, bukannya kita yang terbawa arus informasi dan terjebak pada jurang kehancuran.
Sebuah realita kehidupan tentang apa yang terjadi di era yang serba cepat dan mudah karena kemajuan teknologi komunikasi ini, salah satunya adalah hancurnya keluarga-keluarga. Tidak jarang kita terima berita perceraian yang cukup menyayat hati. Komunikasi suami-istri putus, mahligai rumah tangga hancur, anak-anak terlantar dan masa depan mereka menjadi suram. Apa penyebab utamanya? Datangnya tamu tak dikenal atau orang ketiga yang memberikan bumbu-bumbu manis saat terkoneksi melalui Fb, IG, twitter atau bentuk-bentuk media sosial lainnya. Inilah salah satu contoh musibah karena tergulung “Tsunami” informasi yang selalu ada di depan mata.
Di sisi lain sering kita temukan juga persaudaraan dan pertemanan yang carut marut gara-gara kesalahpahaman, hoaks, maupun penipuan-penipuan yang mudah sekali dilakukan oleh siapa pun. Intinya, siapa pun yang menyediakan diri menjadi “Jongos” informasi yang tidak bisa berpikir dengan akal sehat maka ia tidak akan selamat. Lalu, bagaimana sikap kita sebaiknya? Jadilah “Tuan” atas informasi itu! Kita yang mengatur, kita yang mengendalikan, kita yang memilah dan memilih, kita yang menilai dan menganalisis mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang hoaks dan yang bukan hoaks.
Dunia maya benar-benar menawarkan banyak pilihan informasi dan kita harus cerdik menghadapinya dan pandai mengelolanya. Jika kita pintar memilah dan memilih serta memanfaatkannya maka kitalah sang pemenang karena kita akan semakin berkembang. Dengan demikian informasi bukan sumber musibah tetapi aset dan harta berharga yang akan bisa mengubah diri kita menjadi orang yang hebat. Inilah yang disebut membawa berkah.
Salam sehat penuh berkat.